Ahli psikologi forensik dari Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel, menduga kasus pembunuhan yang menimpa Deudeuh Alfisahrin, 30 tahun, terjadi karena kecelakaan. Menurut dia, ada kemungkinan korban meninggal karena adanya perilaku seksual sadistis dari pelaku sehingga berujung pada kematian.
"Polisi bisa menyelidiki apakah ada bukti persenggamaan pada tubuh korban beberapa saat sebelum ia dihabisi," katanya Senin, 13 April 2015.
Reza menjelaskan, jika pembunuhan tersebut dilatarbelakangi balas dendam atau kebencian, lazimnya pada tubuh korban akan ditemukan bekas luka atau pencederaan oleh pelaku. Selain itu, jika memang sejak awal berniat untuk membunuh, pelaku biasanya telah memiliki rencana untuk menyembunyikan tubuh korban.
Deudeuh Alfisahrin, 30 tahun, ditemukan tewas di kamar kosnya di daerah Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam, 11 April 2015. Jasad ditemukan dalam keadaan mulut tersumpal kaus kaki dan terjerat kabel.
Reza berpendapat, melihat interaksi korban di media sosial Twitter, tersirat adanya kebencian terhadap korban. Namun, dia mengimbuhkan, sangat berisiko untuk membunuh korban di kamar kos tempat ia tinggal.
Pelaku pembunuhan, Reza mengimbuhkan, bisa siapa saja. "Walau bagaimanapun, polisi tetap perlu menginvestigasi kasus tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, Penjaga rumah kos, Juliana, menuturkan Deudeuh sudah tak kelihatan sejak Jumat sore, 10 April 2015, sampai akhirnya ditemukan tewas pada Sabtu malam, 11 April 2015. "Biasanya dia keluar untuk beli makan," kata Juliana, Senin, 13 April 2015.
Penjaga kos dan sejumlah penghuni kos pun menaruh curiga. Sebab, pada Jumat malam sempat terdengar suara gaduh dari kamar itu. "Bunyinya gladak-gluduk gitu," kata Juliana. Bahkan penghuni kamar kos yang berada di ujung lorong lantai 1 bisa mendengar suara berisik itu.
Kamar kos Deudeuh ada di lantai 2. Tepatnya di bagian lain ujung lorong. Di sebelah kirinya tak ada kamar, melainkan sebuah jalan menuju tangga. Di sebelah kanan kamarnya, berjajar tiga pintu kamar lain. Di depannya pun ada beberapa kamar.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan barang bukti dari kamar korban. "Barang-barang seperti kaus kaki, kabel, buku, dan lain-lain sedang kami kumpulkan," katanya.
Dugaan yang berbeda disampaikan Kasat Reskrim Mapolres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru yang mengatakan, Deudeuh Alfi Syahrin (26) diduga meninggal karena pukulan benda tumpul di bagian leher. Selain itu, ada jeratan kabel catok rambut di lehernya.
"Dugaan sementara dia dibunuh menggunakan benda tumpul di lehernya," kata Audie di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Audie mengatakan, hingga kini, pihak Kepolisian Resor Metro Jakarta telah memeriksa tujuh orang saksi terkait pembunuhan Alfi yang ditemukan tewas di kamar kosnya, di Jalan Tebet Utara, Jakarta Selatan.
Beberapa barang bukti, seperti buku tamu, alat kontrasepsi yang berisi sperma, serta keterangan dari teman korban, juga diperiksa pihak kepolisian.
"Untuk mantan suami korban, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," kata Audie.
Audie mengutarakan bahwa setiap informasi sangat berharga bagi pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan itu. Oleh sebab itu, dia meminta teman Alfi atau tetangga yang mengetahui kejadian itu harus melaporkannya ke polisi.
Untuk indikasi soal prostitusi online soal pembunuhan itu, Audie membantahnya. Menurut dia, pihak kepolisian masih mencari motif dari pelaku saat melakukan aksi pembunuhan itu.
"Tamu-tamu yang ada di buku tamu bukan pelaku. (Kami) masih mendalami berbagai kemungkinan," ucapnya.
Sejak awal kasus ini terungkap, polisi telah mendapat keterangan awal bahwa banyak laki-laki yang datang silih berganti ke kos Deudeuh. Hal ini juga diamini oleh Yuliana (22), penjaga kos tersebut.
"Kalau yang sering ke sini (ke kamar Deudeuh) dominan cowok, ada kali 3-5 orang yang datang setiap hari," kata Yuliana kos yang terletak di Jl Tebet Utara I No 15C RT 7/10 Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Yuliana mengatakan bahwa sebagian besar yang menyewa kamar kos adalah mahasiswi, pekerja dan bahkan pengangguran. Saat disinggung mengenai siapa saja tamu yang terlihat sering datang, Yuliana mengaku tidak tahu.
"Saya nggak hafal karena kami nggak pernah mengurusi tamu-tamu anak kos," kata Yuliana.
Sebelumnya, polisi mulai menemukan titik terang mengenai siapa pelaku pembunuhan Deudeuh. Polisi menduga ada 2 orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini.
"Pencarian sudah mulai mengerucut. Terakhir pengerucutan pada dua orang yang bersamanya," ujar Kasat Reskrim Mapolres Jaksel, AKBP Audie Latuheru, kepada wartawan di Mapolres Jaksel.
Namun, polisi belum dapat memastikan apakah ada keterlibatan orang dekat dalam kasus pembunuhan ini. Namun fakta sebelum kejadian menyebutkan, menurut keterangan tetangga kosan korban, beberapa saat sebelum Deudeuh ditemukan tewas, terdengar adu mulut yang cukup kencang antara korban dan seorang pria.
"Dugaan sementara dia dibunuh menggunakan benda tumpul di lehernya," kata Audie di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Audie mengatakan, hingga kini, pihak Kepolisian Resor Metro Jakarta telah memeriksa tujuh orang saksi terkait pembunuhan Alfi yang ditemukan tewas di kamar kosnya, di Jalan Tebet Utara, Jakarta Selatan.
Beberapa barang bukti, seperti buku tamu, alat kontrasepsi yang berisi sperma, serta keterangan dari teman korban, juga diperiksa pihak kepolisian.
"Untuk mantan suami korban, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," kata Audie.
Audie mengutarakan bahwa setiap informasi sangat berharga bagi pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan itu. Oleh sebab itu, dia meminta teman Alfi atau tetangga yang mengetahui kejadian itu harus melaporkannya ke polisi.
Untuk indikasi soal prostitusi online soal pembunuhan itu, Audie membantahnya. Menurut dia, pihak kepolisian masih mencari motif dari pelaku saat melakukan aksi pembunuhan itu.
"Tamu-tamu yang ada di buku tamu bukan pelaku. (Kami) masih mendalami berbagai kemungkinan," ucapnya.
Sejak awal kasus ini terungkap, polisi telah mendapat keterangan awal bahwa banyak laki-laki yang datang silih berganti ke kos Deudeuh. Hal ini juga diamini oleh Yuliana (22), penjaga kos tersebut.
"Kalau yang sering ke sini (ke kamar Deudeuh) dominan cowok, ada kali 3-5 orang yang datang setiap hari," kata Yuliana kos yang terletak di Jl Tebet Utara I No 15C RT 7/10 Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Yuliana mengatakan bahwa sebagian besar yang menyewa kamar kos adalah mahasiswi, pekerja dan bahkan pengangguran. Saat disinggung mengenai siapa saja tamu yang terlihat sering datang, Yuliana mengaku tidak tahu.
"Saya nggak hafal karena kami nggak pernah mengurusi tamu-tamu anak kos," kata Yuliana.
Sebelumnya, polisi mulai menemukan titik terang mengenai siapa pelaku pembunuhan Deudeuh. Polisi menduga ada 2 orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini.
"Pencarian sudah mulai mengerucut. Terakhir pengerucutan pada dua orang yang bersamanya," ujar Kasat Reskrim Mapolres Jaksel, AKBP Audie Latuheru, kepada wartawan di Mapolres Jaksel.
Namun, polisi belum dapat memastikan apakah ada keterlibatan orang dekat dalam kasus pembunuhan ini. Namun fakta sebelum kejadian menyebutkan, menurut keterangan tetangga kosan korban, beberapa saat sebelum Deudeuh ditemukan tewas, terdengar adu mulut yang cukup kencang antara korban dan seorang pria.
Sumber: tempo.co, kompas.com, detik.com