Prostitusi online bukanlah barang baru di Indonesia. Keberadaannya merupakan bagian dari kenyataan pahit yang tak segera diobati.
Sebut saja Mami (32), perempuan yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online sejak 2007 lalu di Jakarta. Mami enggan bekerja di lokasi prostitusi dan memilih dunia online karena tidak perlu keluar rumah.
"Satu, kita enggak perlu keluar, lebih bebas dari razia dan kita lebih safety,” ucap Mami di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).
Selain itu, di dunia prostitusi online, para perempuan bebas memilih kliennya, tidak seperti bekerja di perusahaan yang dianggap mengikat.
“Kita bisa nentuin
gue mau atau enggak sama kliennya. Kalau kita kerja terikat kan,
misalnya kalau di karaoke. Kalau misalnya kliennya enggak sesuai nih,
tapi kliennya sudah bayar ke perusahaan, kita harus ngelayanin,” cerita Mami.
Mami
mencontohkan pemotongan harga yang sering dilakukan. Misalnya, bayaran
dia Rp 1 juta, tetapi ia hanya menerima Rp 500.000. Sebab, setengahnya
sudah dipotong untuk perusahaan dan induk semangnya.
Dengan
demikian, kalau perempuan tidak suka dengan klien tersebut, ia tidak
perlu repot menolak. Ia hanya perlu bilang tidak, dan urusan selesai.
“Tapi kan kalau online, kalau misalnya bilang gue enggak sreg, ya udah tinggal cancel gitu,” ungkap Mami.
Lewat Twitter
Saat pertama kali menjadi angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online), Mami menggunakan forum sebagai sarana promosi dirinya. Namun, sejak tahun 2013, ia mengaku banyak angel pindah ke dunia Twitter sebagai ranah promosi. Saat itulah kemudian dirinya juga mengikuti para angel lainnya.
"Gini, kalau Twitter itu aku juga baru tahu saat tahun 2013. Kalau anak-anak ngungsi ke Twitter,” kata Mami.
Perpindahan
itu, kata Mami, lebih karena di forum sudah tidak aman lagi. Salah
satunya banyak polisi yang kemudian menggerebek usaha mereka.
"Karena banyak polisi di forum. Sering dengarlah, digerebek di Mediterania atau Casablanca yang pernah digerebek jasa esek-esek online,” ungkap Mami.
Selain
kurang aman, di forum, kata Mami, pengelolanya kerap meminta bayaran
per tahun kepada mereka. Hal ini dilakukan untuk verifikasi bahwa angel tersebut memakai foto yang asli.
"Lebih cenderung ke Twitter karena kalau di forum biasanya harus bayar member per tahun. Biasanya Rp 150.000,” ucap Mami.
Kendati
demikian, Mami mengakui, perpindahannya dari forum ke jejaring sosial
Twitter juga memilik dampak lain. Salah satunya pelanggan yang beragam,
termasuk anak-anak.
"Cuma sih kalau untuk klien itu di forum
mereka lebih punya verifikasi dan itu enggak sembarangan orang. Kalau di
Twitter kan, maaf maaf ya, anak kecil aja bisa masuk kalau kita enggak protect account,” ungkap Mami.
Pelaku usaha prostitusi online memiliki cara yang tergolong mudah dalam menjalankan usahanya. Sebut saja Mami (32) yang memiliki delapan "angel" hingga saat ini. Dia tidak perlu repot keluar masuk diskotek untuk mempromosikan para angel-nya. Cukup duduk manis dan memegang telepon pintar yang selalu online.
“Gue bilang, 'Ah lo ngapain sih ke klub ngabisin duit dulu. Mending lo duduk cantik di rumah. Bobo cantik di rumah, deketin HP aja sama lo, entar gue yang urus',” cerita Mami
Jam kerja Mami dan angel-angel-nya yakni dari pukul 10.00 WIB dan 22.00 WIB. Sebelum bekerja, biasanya para angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online) akan memberitahukan soal statusnya per hari.
"Jadi setiap pergi, ada yang konfirmasi, 'Mi, gue avail (bisa) ya. Mi, gue lagi ada acara'. Jadi gue tahu siapa siapa yang avail. Jadi sekian banyak anak gue, enggak standby setiap hari,” kata Mami.
Hal ini dilakukan Mami untuk menyesuaikan kehidupan para angel-nya. Kebanyakan dari mereka juga memiliki kehidupan masing-masing, seperti kuliah dan memiliki suami.
"Ada yang masih kuliah malah. Ada yang punya suami juga. Harus ngatur juga. Komunikasi sama mereka,” kata Mami.
Aturan main
Proses
yang dilakukan oleh Mami dan kliennya cukup mudah. Mami mengaku tak
perlu bertemu langsung dengan pelanggannya untuk pemesanan angel-nya. "Kalau mau nge-booking, misalnya ada satu klien yang kenal gue, biasanya nanya gimana rule-nya. Nah, gue kasih tau ini rule-nya, ini rate-nya. Terus lo setuju sama rate-nya,” kata Mami.
Harga yang diberikan Mami yakni berkisar Rp 1,5 juta-Rp 2,7 juta. Mami mengaku, setelah klien setuju dengan rate yang sudah ditetapkan, ia akan meminta uang muka, yakni berkisar Rp 300.000-Rp 700.000.
"Sisanya setelah eksekusi sama si perempuanya. Terus nanti deal, DP masuk ke rekening gue,” ungkap Mami.
Setelah proses selesai, biasanya Mami akan memberikan list para angel-nya. Kemudian, proses pemilihan pun dilakukan oleh pria hidung belang. “Misalnya sama si X tamu milihnya. Terus gue kontek anak gue, 'Lo avail gak'. Kalo gak avail, gue oper ke yang lain. 'Avail oke', ini nomor kliennya. Ini janjiannya jam segini, uangnya segini,” kata Mami.
Kemudian Mami mengingatkan waktu yang disediakan hanya dua jam. Untuk memastikannya, Mami pun memiliki aturan sendiri.
"Maksimal dua jam. Lo lewat dua jam konfirmasi ke gue. Karena gue juga harus ngejaga keamanan anak-anak,” ungkap Mami.
Mami biasanya meminta angel-nya
untuk memberi tahu rincian hotel dan alamatnya sehingga ia bisa menjaga
anak-anaknya. Dari pengakuan Mami, ia lebih memilih hotel dan apartemen
di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pilihannya karena kedua
daerah itu gampang dijangkau.
Sementara itu, untuk lebih menjaga kepercayaan para lelaki hidung belang, biasanya Mami meminta para angel-nya untuk memfoto diri mereka bersama aksesori yang ada di hotel tersebut.
"Biasanya mereka kirim foto ke gue, ada kayak buku hotel, kan dalam buku hotel ada catatan memo gitu. Mereka foto ke gue, mereka tulis nama mereka, nah itu gue share ke forum atau Twitter untuk buktiin kalau anak ini beneran ada lho. Maksudnya perempuan ini memang ada dan real lho. Gue enggak ngomong bullshit,” ungkap Mami.
Dengan semakin terbukanya bisnis prostitusi
online, maka terbuka pula kesempatan berbagai lapisan masyarakat untuk
masuk ke dalam dunia prostitusi. Mami (32), perempuan yang hampir tujuh
tahun lebih berkecimpung di dunia prostitusi online, mengungkapkan berbagai macam pelanggannya, termasuk anak-anak.
"Waktu itu ada yang dapat klien di bawah umur, masih sekolah," kata Mami
Tak
jarang hatinya pun terketuk saat mendapati pelanggannya masih sekolah.
Ia pun kerap kali memotong harga bagi para pelanggan yang masih di bawah
umur.
"Kadang-kadang kita sedih. Balikin duitnya. Misalnya Rp 1 juta, ini duit sekolah ya Dek? Ini kita potong, ini buat kamu, Dek, kita terima Rp 300.000 aja," ungkap Mami.
Mami
tak menampik dirinya kerap kali menjamu para pejabat. Para pejabat
biasanya lebih memilih di hotel-hotel yang kelasnya lebih mahal. Bahkan,
kata Mami, dirinya sempat melayani seorang pemuka agama. Ia kaget bukan
kepalang saat menyambangi pemuka agama tersebut di salah satu hotel
berkelas di Jakarta. "Yang bener, Pak?" kata Mami saat itu kepada alim
ulama.
Mami pun menceritakan bahwa pemuka agama tersebut
menjawab bahwa dirinya juga manusia. Dengan demikian, Mami diminta untuk
tidak heran menanggapi soal ini. "Gue sih asal dibayar aja," ungkap Mami.
Namun, Mami bercerita, selama ia menjadi induk semang bagi para "angel"-nya, para pria hidung belang kebanyakan datang dari luar wilayah Jakarta. "Kebanyakan dari Bandung, ya," kata Mami.
Saat
ditanya alasannya, Mami pun menjawab bahwa biasanya para lelaki hidung
belang tersebut mencari pengalaman. Selain itu, mungkin para lelaki ini
takut ketahuan belangnya jika bermain di daerah mereka.
Keamanan merupakan hal penting bagi Mami (31),
mucikari yang memiliki delapan "angel" (istilah perempuan yang
dilacurkan di forum/dunia online) . Dia punya aturan ketat yang harus
dilakukan oleh angel maupun kliennya. Mereka hanya boleh bersama selama
dua jam saja.
Jangan coba-coba melanggar aturan tersebut. Sebab,
Mami memiliki seorang asisten berotot yang mengawasi. Setelah dua jam,
sang asisten harus segera menyudahi pertemuan klien dan si angel. Dia
juga yang mengantarkan angel kepada kliennya.
“Misalnya tolong
dong anterin T ke hotel ini. T masuk kamar, lo minta duitnya karena gue
enggak berinteraksi langsung sama klien,” kata Mami kepada Kompas.com,
Selasa (12/4/2015).
Menurut Mami, bukan perihal mudah menjaga angel-nya. Salah satunya saat berhadapan dengan pelanggan. Mami bercerita, angel-nya pernah mau diperlakukan kasar. Saat itu, si "angel" langsung meneleponnya.
"Ada
kok anak gue yang udah setuju, terus pas dikasih dikasarin. Anak gue
langsung telepon sambil nangis nangis. Terus suruh make sabu. Gue
langsung cancel,” kata Mami.
Menurut Mami, hal itu dilakukan
untuk menjaga anak-anaknya. Sehingga tidak ada yang dirugikan. “Gue
bilang, enggak gitu caranya, Bang. Kalo mau gitu caranya, gue juga bisa.
Gue juga ada beberapa orang penting yang bisa mengekspos lo,” ungkap
Mami.
Mami awalnya hanya memiliki tiga orang angel. Sekarang
menjadi delapan. Dia dianggap memiliki peraturan yang longgar terhadap
para angel-nya. “Gue welcome ke mereka. Gue humble sama mereka. Gue enggak maksa mereka karena gue pernah ada di posisi mereka,” ucap Mami.
Jika
ada angel yang merasa lelah, ia pun tak memaksa untuk mereka bekerja.
“Jadi pada saat mereka bilan ke gue capek, oke gue stop. Meskipun ada
klien yang booking. Itu yang buat mereka tertartik untuk gabung ke gue,” cerita Mami.
Mami juga punya aturan sendiri terkait angel-nya. Ia tak mau para angel terjerumus ke dunia narkotika. “Anytime lo merasa capek, gue cuma minta satu, lo istirahat, ngomong ke gue. Jangan pernah pake narkoba atau doping cuma buat ngejar target,” kata Mami
Setelah
kasus Deudeuh Alfi Syahrin (26), Mami (32) menghentikan sementara
operasi prostitusi online. Kendati demikian, dia akan membuka kembali
usahanya. Salah satunya untuk melanjutkan hidup. “Gue juga butuh hidup.
Susu anak gue. Biaya perobatan gue,” kata Mami.
Sumber: kompas.com