Bekerja menjadi make-up artist dari tahun 1998 sampai 2012 menuntun RA (32) mengenal public figure. Dengan penghasilan Rp 1 juta sampai Rp 5 juta, dia tinggal di rumah kos-kosan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan.
Berbagai kalangan, dari penyanyi, artis sinetron, sampai model, dikenalnya. Banyaknya kenalan artis dan model membuat dia menjajal menjadi mucikari yang menjual jasa pekerja seks komersial (PSK).
Pria yang memiliki tato di bagian leher, kaki, dan tangan itu dikenal tidak punya kriteria khusus dalam merekrut PSK di kalangan artis atau model. Namun, yang harus diketahui adalah tata cara PSK dalam berkomunikasi dengan para pelanggan, seperti penampilan, cara bicara, serta table manner ketika melakukan makan malam dengan kliennya.
"Yang harus dilihat adalah bagaimana perform, cara bicara, penampilan, dari mana dia berasal, dia tinggal di mana, saya juga lihat gaya hidup dia," kata RA di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2015).
RA memastikan bahwa PSK yang dinaunginya harus cantik. Tubuh dari para PSK yang akan dijual kepada para pria hidung belang memiliki standar khusus, yaitu seksi dan montok.
"Standar wajah pasti harus cantik. Gaya dia harus bagus. Untuk badan, anak-anak enggak secara spesifik, yang standar saja," tuturnya.
Para PSK yang dimiliki RA kebanyakan dari kalangan artis. Sebagian besar artis atau model yang dia rekrut untuk menjadi penjaja kebutuhan seks bertarif antara Rp 80 juta-Rp 200 juta.
"Iya ada 200 lebih, tetapi tidak semua artis, hampir setengahnya artis. Semuanya tidak bersuami," ujarnya.
Tidak ada persyaratan khusus bagi pria hidung belang yang ingin "ditemani" oleh PSK dari kalangan high class itu. Sebab, yang terpenting adalah antara klien dan artisnya sepakat. Sementara itu, RA hanya menyiapkan, membawa, dan menjual.
Jika ada artis atau model yang hamil, kata dia, itu sudah bukan tugas dia lagi. Biasanya, para artis atau model tidak terbuka terkait masalah kandungan setelah berhubungan intim dengan para klien.
Dengan menggunakan pakaian tahanan berwarna oranye, RA sempat keceplosan kepada wartawan bahwa klien dari jasa PSK yang dimiliki dari kalangan anggota DPR. Namun, pihak penyidik yang memelototi tersangka membuat dia takut dan meralat ucapannya.
"Iya, anggota DPR. Eh... bukan, dari berbagai kalangan maksud saya," kata dia meralat ucapannya.
Pundi-pundi uang ia dapatkan setelah beralih pekerjaan darimake-up artist menjadi mucikari. Imbalan sebesar 20 persen dari tarif sebesar Rp 80 juta sampai Rp 200 juta selalu dia terima. Pendapatan itu diterima saat pembayaran down payment (DP) saat memulai transaksi prostitusi itu.
Mengelola 200 PSK sendirian, penghasilan RA lebih dari cukup. "Penghasilan biasa saja Mas, cuma kebutuhan sehari-hari, bayar rumah, beli baju, dan lain-lain, gaya hiduplah," ujarnya.
Sumber: kompas.com, tribunnews.com