Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno menyebutkan bahwa 60 persen pelaku kriminalitas adalah pengangguran. Hasil itu berdasarkan survei yang digelar oleh internal Polri.
"Kami melakukan survei di polda yang hasilnya menunjukkan bahwa 60 persen pelaku kejahatan adalah mereka yang pengangguran," ujar Putut dalam seminar yang diselenggarakan oleh LCKI di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (4/5).
Hal itu disampaikannya dalam menanggapi hasil survei dari Economist Intelligence Unit menempatkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman di dunia. Putut menyebutkan bahwa hampir seluruh kejahatan konvensional seperti pencurian dengan kekerasan, dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki pekerjaan, berpendidikan rendah, serta memiliki ketaatan akan agama yang juga rendah.
"Tokoh agama memiliki peran yang besar di sini untuk menciptakan moralitas masyarakat, selain itu tentu dibutuhkan banyak lapangan pekerjaan baru," kata Putut.
Putut kemudian berpendapat, lingkungan memiliki peran besar dalam mempengaruhi seseorang terutama dalam melakukan tindak kejahatan.
Economist Intelligence Unit adalah bagian dari media internasional The Economist yang menyelenggarakan survei terkait dengan ibu kota teraman dan paling tidak aman di dunia. Survei ini meneliti 50 kota di dunia dengan memasukkan 40 indikator di dalamnya.
Indikator-indikator tersebut kemudian terbagi dalam empat kategori yakni keamanan digital, jaminan kesehatan, infrastruktur, dan personal. Jakarta kemudian berada di peringkat ke-50 sebagai kota yang paling tidak aman di dunia, sementara Tokyo menduduki peringkat pertama sebagai kota yang paling aman.
sumber: Antara