Dalam tempo 4 hari, pembunuh Deudeuh Alfisahrin (26) alias 'Tataa Chubby' M Prio Santoso akhirnya dibekuk. Pria yang ngumpet di Jonggol, Bogor, Jawa Barat, itu mengaku sebagai pelanggan Deudeuh. Ia tidak merencanakan membunuh perempuan cantik itu, hanya sakit hati gara-gara diejek bau badan saat bercinta.
RS ditangkap tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dikomandani AKBP Herry Heryawan di tempat persembunyiannya itu pada Rabu 15 April dini hari.
RS lalu berkicau di hadapan polisi. Ia mengaku sebagai pelanggan perempuan yang akrab disapa Mpie itu.
Pembunuhan Deudeuh Alfisahrin (26) alias Tata alias Mpie oleh pelanggan seksnya, RS dilatarbelakangi rasa sakit hati tersangka. Tersangka kesal karena korban terus mengungkit masalah bau badannya yang menyengat.
"Tersangka sakit hati karena (disebut) bau badan," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan Rabu (15/4/2015).
Menurut Herry, korban merasa terganggu dengan bau badan tersangka saat bercinta. Korban pun sesekali menutup hidung dan memberitahu tersangka soal badannya yang bau itu.
"Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Hingga akhirnya tersangka secara spontanitas membunuh korban," jelasnya.
RS diketahui kurang dari satu jam berada di dalam kamar Deudeuh Alfi Sahrin alias Tata, Jumat 10 April malam. Deudeuh ditemukan sudah tak bernyawa, Sabtu 11 April dini hari.
Tersangka mengaku sudah dua kali menggunakan jasa Deudeuh.
"Pelaku M Prio Santoso, sudah dua kali ke kosan korban. Yang terakhir saat membunuh korban itu," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto.
Heru mengatakan, sebelumnya tersangka mendatangi Deudeuh di kosannya dua minggu lalu. "Datang untuk dilayani," ujar Heru.
"RS mendatangi indekos Deudeuh (Jumat) sekitar pukul 19.30 WIB dan pergi sekitar jam 20.15 WIB," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro, Rabu (15/4/2015).
Pengakuan M Prio Santoso segaris dengan hasil visum. Merujuk keterangan rumah sakit, Deudeuh sudah tewas sekitar 10 jam sebelum ditemukan.
M Prio Santoso mengaku, spontan menghabisi nyawa janda satu anak itu. Pengajar di sebuah pusat bimbingan belajar di Kedoya, Jakarta Barat, itu tersinggung karena korban mengejek badannya bau.
M Prio Santoso alias Rio mengungkapkan sejumlah motifnya atas pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tataa Chubby alias Mpie. Salah satunya adalah masalah servis di ranjang yang tidak memuaskan Rio.
"Waktu pertama kali main, saya disuruh cepat-cepat 'keluar'," ungkap Rio kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Di pikiran Rio sebelum menggunakan jasa seks Tataa Chubby, pria beranak satu itu membayangkan mendapatkan service yang oke. Sebab, itu adalah pertama kalinya ia menggunakan jasa PSK.
"Saya baru pertama kali main sama cewek begitu, sebelumnya tidak pernah," ungkapnya.
Pertemuan pertama itu terjadi sekitar Maret 2015 lalu. Sebelumnya, Rio mengontak Tata melalui Twitter, @Tataa_Chubby, untuk bertransaksi seks. Namun, pengalaman pertamanya bercinta dengan Tata tidak membuatnya puas.
"Saya disuruh cepat-cepat 'keluar' karena saya klien terakhirnya. Dia sudah melayani pria lain sebelum saya saat itu, mungkin dia lelah," lanjutnya.
Karena kurang puas, Rio kembali me-booking Tata pada Jumat (10/4) lalu. Pertemuan kedua itu menjadi pertemuan mereka untuk yang terakhir kalinya karena berakhir petaka bagi Tata.
Di pertemuan kedua ini, Rio kembali dikecewakan oleh Tata karena Tata tidak ingin menyervisnya lebih lama.
"Dia bilang 'lu lama banget sih keluarnya'. Waktu pertama servisnya begitu, yang kedua kok malah begitu lagi," ucapnya.
Tidak hanya itu, Rio juga mengaku kesal dan emosi atas perkataan Tata yang menyinggung sekaligus menghinanya. "Dia bilang, 'badan lu bau banget, bikin gue pengen pingsan. Lu tuh item, dekil, lengket, kucel, idup lagi'. Dia bilang gitu sambil jutek," cetusnya.
RS tak lenggang saat ke luar dari kamar Deudeuh. "Pelaku mengambil dua handphone, satu laptop, dan duit Rp2 juta," tutur Herry.
Penyidik Polda Metro Jaya sudah memeriksa tersangka pembunuh Deudeuh Alfi Sahrin. Pelaku inisial RS sehari-hari bekerja sebagai guru.
"RS ini pekerjaannya guru bimbel atau guru privat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto, Rabu (15/4/2015).
Menurut Heru, tersangka mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di kawasan Kedoya, Jakarta Barat. "Sekarang masih dikembangkan," tandasnya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, tersangka sudah beristri.
"Sudah punya anak usia delapan tahun dan satu lagi masih di kandungan istrinya," ungkap Herry.
Pembunuh Deudeuh Alfisahrin 'Tataa Chubby' (26), Rio Santoso (24), ditangkap polisi dalam tempo 4 hari. Jejak pelarian Rio tercium melalui handphone milik Deudeuh yang dibawa Rio.
"Tersangka berhasil kami tangkap di Jl Batu Tapak I RT 001/011 Bojong Gede, Bogor, pukul 03.30 WIB tadi," kata Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Albert Sianipar, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Dalam siaran pers yang didapat wartawan, tim Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya mulai melakukan observasi pelaku pembunuhan yang diketahui pada Sabtu (11/4) malam lalu itu. Tim yang dipimpin oleh Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Towoliu, petugas melakukan pencarian di sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian tersangka.
Polisi melacak tersangka Rio melalui telepon genggam Deudeuh yang diketahui turut dibawa tersangka. Dari situlah polisi mengetahui keberadaan Rio.
"Dengan hasil cek posisi handphone milik korban, diketahui ada di wilayah Bojong Gede, Bogor, sehingga petugas bergegas melakukan pengejaran di Jl Batutapak I RT 001/011 Bojong Gede, Bogor dan ternyata setelah dilakukan penyelidikan tersangka ada di salah satu kos dan dapat dilakukan penangkapan," demikian tertulis dalam siaran pers yang diterima wartawan.
Rio yang tercatat sebagai warga Jl Kampung Sukabakti No 41 RT 002/05 Kelurahan Sukabakti, Curug, Tangerang itu pun langsung ditangkap polisi. Penangkapan tersangka kemudian dikembangkan untuk mengetahui motifnya.
Sementara itu, menurut keterangan saksi mata lain, Deudeuh Alfi Sahrin (26) alias Empi ternyata sering memaki pelanggannya. Dia kerap marah apabila terlalu lama melayani.
Rekan kos Empi, Andre (69) yang kamarnya berhadapan dengan Empi, menceritakan Empi cenderung temperamental saat melayani pelanggannya. "Sering marah dia," ucap Andre ketika ditemu warta kota di kamarnya, Selasa (14/4/2015) malam.
Menurut Andre, dia sering mendengar Empi ngamuk apabila ada pelanggan yang bermain seks lebih dari satu jam.
Bahkan, kata Andre, banyak pelanggan Empi yang dimaki lalu diusir. "Kalau sudah marah, dia bisa banting pintu sambil mengusir pelanggannya. Kan saya dengar dari kamar," ucap Andre.
Sebelumnya, Empi ditemukan tewas dalam kondisi leher terlilit di kamar kosnya pada Sabtu (11/4/2015) pukul 19.00 WIB. Dari hasil autopsi, ia diperkirakan tewas 10 jam sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Terakhir, tetangga kosnya JU melihat Alfi pada Jumat (10/4/2015) sore. Ia juga mengaku mendengar suara ribut-ribut dari kamar Alfi pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Deudeuh Alfi Sahrin alias Tata, 26, sempat melawan saat dirinya dianiaya oleh RS, pria yang membunuhnya saat menyewa jasanya untuk memuaskan nafsu.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan mengatakan, saat lehernya dicekik, wanita beranak satu itu melakukan perlawanan dengan menggigit tangan RS.
"Tersangka berusaha mencekik leher, namun korban melawan dengan menggigit tangan tersangka," kata Herry saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/4/2015).
Karena mendapat perlawanan, tersangka semakin kalap dan menjerat leher korban dengan kabel pengering rambut.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan mengatakan, saat lehernya dicekik, wanita beranak satu itu melakukan perlawanan dengan menggigit tangan RS.
"Tersangka berusaha mencekik leher, namun korban melawan dengan menggigit tangan tersangka," kata Herry saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/4/2015).
Karena mendapat perlawanan, tersangka semakin kalap dan menjerat leher korban dengan kabel pengering rambut.
RS kemudian membunuh korban yang masih dalam keadaan telanjang. Korban dijerat lehernya menggunakan kabel hair dryer lalu mulutnya disumpal kaus kaki.
Rio Santoso (24), pembunuh Deudeuh Alfisahrin 'Tataa Chubby (26)
akhirnya buka suara. Ia cerita Deudeuh mengeluhkan bau badan Rio saat
asyik berhubungan intim. Rio merasa sakit hati lalu spontan membunuh
perempuan cantik itu.
"Dia bilang badan lu bau, mau pingsan gue," kata Rio kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Rio yang mengenakan sweater warna abu-abu ini mengaku tidak pernah ada niatan untuk membunuh Deudeuh. "Spontan saja. Karena saya tersinggung disebut bau badan," ujarnya.
Ketika ditanya alasan mengambil barang-barang milik Deudeuh, Rio diam seribu bahasa sambil tertunduk lemas.
Perbuatan Rio yang mencuri barang-barang milik korban itulah yang membuat polisi tidak yakin jika pembunuhan korban tidak direncanakan. Polisi curiga, tersangka sudah ada niat mengambil barang milik korban sejak awal.
"Awalnya tersangka melihat barang-barang korban di atas meja. Kami dalami apakah memang ada motif lain selain karena tersinggung karena barang-barang korban juga diambil," ujar Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Albert Sianipar.
Jasad Deudeuh ditemukan dalam kondisi menggenaskan pada Sabtu 11 April sekitar pukul 19.00 WIB. Mayat dalam posisi terlentang, ditutup selimut, disumpal kaos kaki hitam dan lehernya terlilit kabel.
"Dia bilang badan lu bau, mau pingsan gue," kata Rio kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Rio yang mengenakan sweater warna abu-abu ini mengaku tidak pernah ada niatan untuk membunuh Deudeuh. "Spontan saja. Karena saya tersinggung disebut bau badan," ujarnya.
Ketika ditanya alasan mengambil barang-barang milik Deudeuh, Rio diam seribu bahasa sambil tertunduk lemas.
Perbuatan Rio yang mencuri barang-barang milik korban itulah yang membuat polisi tidak yakin jika pembunuhan korban tidak direncanakan. Polisi curiga, tersangka sudah ada niat mengambil barang milik korban sejak awal.
"Awalnya tersangka melihat barang-barang korban di atas meja. Kami dalami apakah memang ada motif lain selain karena tersinggung karena barang-barang korban juga diambil," ujar Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Albert Sianipar.
Jasad Deudeuh ditemukan dalam kondisi menggenaskan pada Sabtu 11 April sekitar pukul 19.00 WIB. Mayat dalam posisi terlentang, ditutup selimut, disumpal kaos kaki hitam dan lehernya terlilit kabel.
RS diketahui kurang dari satu jam berada di dalam kamar Deudeuh Alfi Sahrin alias Tata, Jumat 10 April malam. Deudeuh ditemukan sudah tak bernyawa, Sabtu 11 April dini hari.
Tersangka mengaku sudah dua kali menggunakan jasa Deudeuh.
"Pelaku M Prio Santoso, sudah dua kali ke kosan korban. Yang terakhir saat membunuh korban itu," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto.
Heru mengatakan, sebelumnya tersangka mendatangi Deudeuh di kosannya dua minggu lalu. "Datang untuk dilayani," ujar Heru.
"RS mendatangi indekos Deudeuh (Jumat) sekitar pukul 19.30 WIB dan pergi sekitar jam 20.15 WIB," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro, Rabu (15/4/2015).
Pengakuan M Prio Santoso segaris dengan hasil visum. Merujuk keterangan rumah sakit, Deudeuh sudah tewas sekitar 10 jam sebelum ditemukan.
M Prio Santoso mengaku, spontan menghabisi nyawa janda satu anak itu. Pengajar di sebuah pusat bimbingan belajar di Kedoya, Jakarta Barat, itu tersinggung karena korban mengejek badannya bau.
M Prio Santoso alias Rio mengungkapkan sejumlah motifnya atas pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tataa Chubby alias Mpie. Salah satunya adalah masalah servis di ranjang yang tidak memuaskan Rio.
"Waktu pertama kali main, saya disuruh cepat-cepat 'keluar'," ungkap Rio kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Di pikiran Rio sebelum menggunakan jasa seks Tataa Chubby, pria beranak satu itu membayangkan mendapatkan service yang oke. Sebab, itu adalah pertama kalinya ia menggunakan jasa PSK.
"Saya baru pertama kali main sama cewek begitu, sebelumnya tidak pernah," ungkapnya.
Pertemuan pertama itu terjadi sekitar Maret 2015 lalu. Sebelumnya, Rio mengontak Tata melalui Twitter, @Tataa_Chubby, untuk bertransaksi seks. Namun, pengalaman pertamanya bercinta dengan Tata tidak membuatnya puas.
"Saya disuruh cepat-cepat 'keluar' karena saya klien terakhirnya. Dia sudah melayani pria lain sebelum saya saat itu, mungkin dia lelah," lanjutnya.
Karena kurang puas, Rio kembali me-booking Tata pada Jumat (10/4) lalu. Pertemuan kedua itu menjadi pertemuan mereka untuk yang terakhir kalinya karena berakhir petaka bagi Tata.
Di pertemuan kedua ini, Rio kembali dikecewakan oleh Tata karena Tata tidak ingin menyervisnya lebih lama.
"Dia bilang 'lu lama banget sih keluarnya'. Waktu pertama servisnya begitu, yang kedua kok malah begitu lagi," ucapnya.
Tidak hanya itu, Rio juga mengaku kesal dan emosi atas perkataan Tata yang menyinggung sekaligus menghinanya. "Dia bilang, 'badan lu bau banget, bikin gue pengen pingsan. Lu tuh item, dekil, lengket, kucel, idup lagi'. Dia bilang gitu sambil jutek," cetusnya.
RS tak lenggang saat ke luar dari kamar Deudeuh. "Pelaku mengambil dua handphone, satu laptop, dan duit Rp2 juta," tutur Herry.
Penyidik Polda Metro Jaya sudah memeriksa tersangka pembunuh Deudeuh Alfi Sahrin. Pelaku inisial RS sehari-hari bekerja sebagai guru.
"RS ini pekerjaannya guru bimbel atau guru privat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto, Rabu (15/4/2015).
Menurut Heru, tersangka mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di kawasan Kedoya, Jakarta Barat. "Sekarang masih dikembangkan," tandasnya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, tersangka sudah beristri.
"Sudah punya anak usia delapan tahun dan satu lagi masih di kandungan istrinya," ungkap Herry.
Pembunuh Deudeuh Alfisahrin 'Tataa Chubby' (26), Rio Santoso (24), ditangkap polisi dalam tempo 4 hari. Jejak pelarian Rio tercium melalui handphone milik Deudeuh yang dibawa Rio.
"Tersangka berhasil kami tangkap di Jl Batu Tapak I RT 001/011 Bojong Gede, Bogor, pukul 03.30 WIB tadi," kata Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Albert Sianipar, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Dalam siaran pers yang didapat wartawan, tim Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya mulai melakukan observasi pelaku pembunuhan yang diketahui pada Sabtu (11/4) malam lalu itu. Tim yang dipimpin oleh Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Towoliu, petugas melakukan pencarian di sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian tersangka.
Polisi melacak tersangka Rio melalui telepon genggam Deudeuh yang diketahui turut dibawa tersangka. Dari situlah polisi mengetahui keberadaan Rio.
"Dengan hasil cek posisi handphone milik korban, diketahui ada di wilayah Bojong Gede, Bogor, sehingga petugas bergegas melakukan pengejaran di Jl Batutapak I RT 001/011 Bojong Gede, Bogor dan ternyata setelah dilakukan penyelidikan tersangka ada di salah satu kos dan dapat dilakukan penangkapan," demikian tertulis dalam siaran pers yang diterima wartawan.
Rio yang tercatat sebagai warga Jl Kampung Sukabakti No 41 RT 002/05 Kelurahan Sukabakti, Curug, Tangerang itu pun langsung ditangkap polisi. Penangkapan tersangka kemudian dikembangkan untuk mengetahui motifnya.
Sementara itu, menurut keterangan saksi mata lain, Deudeuh Alfi Sahrin (26) alias Empi ternyata sering memaki pelanggannya. Dia kerap marah apabila terlalu lama melayani.
Rekan kos Empi, Andre (69) yang kamarnya berhadapan dengan Empi, menceritakan Empi cenderung temperamental saat melayani pelanggannya. "Sering marah dia," ucap Andre ketika ditemu warta kota di kamarnya, Selasa (14/4/2015) malam.
Menurut Andre, dia sering mendengar Empi ngamuk apabila ada pelanggan yang bermain seks lebih dari satu jam.
Bahkan, kata Andre, banyak pelanggan Empi yang dimaki lalu diusir. "Kalau sudah marah, dia bisa banting pintu sambil mengusir pelanggannya. Kan saya dengar dari kamar," ucap Andre.
Sebelumnya, Empi ditemukan tewas dalam kondisi leher terlilit di kamar kosnya pada Sabtu (11/4/2015) pukul 19.00 WIB. Dari hasil autopsi, ia diperkirakan tewas 10 jam sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Terakhir, tetangga kosnya JU melihat Alfi pada Jumat (10/4/2015) sore. Ia juga mengaku mendengar suara ribut-ribut dari kamar Alfi pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB.