Praktik prostitusi di kos-kosan merebak setelah terungkapnya kasus kematian Dedeuh Alfi Sahrin, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Kamar kos itu sengaja disewa untuk aksi prostitusi sesaat.
Tak hanya di Tebet, di wilayah Mangga Besar, Jakarta Barat banyak terdapat kos-kosan murah dengan sewa perhari-perbulan-dan pertahun.
Di sepanjang jalanan depan bangunan kos-kosan, terlihat ada wanita-wanita berpakaian minim lalu lalang, apalagi ketika malam hari tiba. Di salah satu sudutnya, terdapat bangunan yang disebut dengan Paviliun 42, bangunan kos-kosan yang terdiri dari 28 kamar itu, merupakan tempat tinggal para wanita simpanan, juga wanita malam yang kerap mengais rezeki di wilayah Lokasari, Mangga Besar, Jakarta Barat.
Paviliun 42 tergolong mewah untuk kategori kos-kosan, masing-masing kamar dilengkapi AC, serta TV kabel, parkiran di tengah-tengahnya juga cukup untuk menampung puluhan mobil dan motor. Tarif kos ini perbulan mencapai 3 juta lebih.
Aji Santoso (24), salah satu penjaga gerbang Paviliun 24 menuturkan kosan ini setiap malam selalu dijaga oleh buser, sehingga relatif aman.
"Dulu seingat saya pernah sekali digerebek, tapi habis itu aman. Buser saja jaga-jaga di sini, pajak kos-kosan ini udah selevel sama hotel," katanya.
Aji mengaku, penghuni kos-kosan ini mayoritas wanita malam, biasanya membawa pelanggannya ke dalam kos. Beberapa penghuni lainnya adalah istri simpanan.
"Ada aja bapak-bapak bawa wanita muda, tapi kebanyakan sih wanita yang kerjanya malam," ujarnya.
Bagi Aji, wanita-wanita seksi setiap malam adalah pemandangan lumrah di wilayah Paviliun 24.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, memerintahkan kos "esek-esek" di wilayah Tebet tempat praktik Tata Chubby yang heboh beberapa waktu lalu untuk ditutup.
Wakil Gubernur Djarot juga memerintahkan setiap Wali Kota untuk menginstruksikan camat dan lurah agar mendata kembali semua penghuni kos-kosan yang ada akibat merebaknya kasus prostitusi online, yang kos-kosan menjadi tempat praktiknya.
Sumber: viva.co.id