Menu:

Mantra Bung Karno yang Satukan Asia Afrika


Pada saat digelar Konferensi Asia Afrika tahun 1955 usia bangsa Indonesia baru satu dasawarsa. Namun wibawa Sukarno yang baru sepuluh tahun menjadi Presiden ternyata mampu menyatukan 23 negara di Asia dan 6 di Afrika dalam satu tekad; menentang kolonialisme dan imperialisme. Apa rahasianya?

Salah satu ajudan Sukarno, Mangil Martowidjojo dalam buku 'Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967' membeberkan rahasia tersebut. Menurut Mangil jauh sebelum digelarnya KAA, Bung Karno telah berulang kali menekankan pentingnya persatuan negara-negara di benua Asia dan Afrika. 

Ada satu kalimat yang sering diulang-ulang oleh Bung Karno dalam rangka menyatukan negara-negara di Asia dan Afrika. 

"Kalau Leong Barong dari Tiongkok bekerjasama dengan Lembu Nandi dari India, dengan Spink dari Mesir, dengan Burung Merak dari Birma, dengan Gajah Putih dari Siam, dengan Ular Hindra dari Vietnam, dengan Harimau dari Filipina dan dengan Banteng dari Indonesia, maka hancur lebur imperialisme dan kolonialisme internasional," begitu bunyi 'mantra sakti' Bung Karno dalam buku, ''Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967' . 

Kalimat tersebut menurut Mangil sering diucapkan oleh Bung Karno dalam setiap pidatonya baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia. "Ucapan ini sering diulang oleh Bung Karno dalam usaha mempersatukan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menghancurkan penjajah," tulis Mangil dalam buku tersebut. 

Ada satu lagi kalimat 'sakti' yang kerap diucapkan oleh Sukarno untuk melawan bangsa penjajah. "Kamu imperialis, awaslah. Kalau nanti ada perang di Lautan Pasifik dan ada geledek yang menyambar dan memecah angkasa, kalau nanti ada air laut Samudera Teduh menjadi merah dan bumi di sekelilingnya menggempa karena meledaknya bom dan dinamit di situlah rakyat Indonesia akan merdeka," begitu kata Bung Karno. 

Politikus Partai Golongan Karya yang juga saksi sejarah Otje Djundjunan alias Ceu Popong mengatakan Konferensi Asia Afrika saat itu sangat berhasil meski digelar saat Indonesia baru berusia 10 tahun.

"(KAA) Sangat berhasil karena KAA tidak ada lagi negara lain dijajah orang lain. Itulah hebatnya Indonesia," kata Ceu Popong.


Sumber: detik.com

 
Ikiasli Comotan © 2015 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters