Menu: ,

Apa yang dipersiapkan sebelum buka usaha kuliner

Pengamat Bisnis dan Pemasaran, Yuswohady memaparkan, dalam berbinis kuliner, ada dua faktor yang harus diperhatikan. Pertama konten berupa produk makanannya, dan konteks berupa hal-hal pendukung lainnya seperti kemasan dan proses pemasaran.
Dari dua faktor tersebut, para pelaku usaha bisa mengelola kedua-duanya untuk terus mengembangkan bisnisnya serta meraih pasar yang lebih luas.
"Di tengah era modernisasi dan gempuran produk-produk global yang masuk ke pasar lokal, pebisnis bisa menggunakan strategi dengan mengolaborasikan cool factor berupa pemanfaatan hal-hal yang berbau global dengan hal-hal lokal," katanya.
Tidak bisa ditampik jika masyarakat Indonesia saat ini banyak yang menganggap sesuatu yang bernuansa global itu lebih berkualitas dan menarik. Sehingga untuk mendapatkan pasar tersebut, pelaku usaha harus bisa beradaptasi.
Misalnya, untuk memasarkan makanan tradisional, pelaku usaha bisa mengadaptasi hal global pada kontennya. Caranya, melalui modifikasi makanan dengan menambahkan bahan-bahan global, sehingga makanan tradisional bisa memiliki cita rasa yang lebih modern.
Selain itu, penggunaan bahan-bahan yang terbukti berkualitas dan memiliki sertifikat juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang sekarang telah memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan.
Simbosis yang dilakukan dengan mengombinasikan bahan global pada konten lokal tersebut sah-sah saja dilakukan, bahkan bisa meningkatkan prestise terhadap produk kuliner lokal.
Pasar yang bisa disasar dari konsep modifikasi konten tersebut adalah orang-orang yang lebih banyak merasakan hal-hal yang bersifat tradisional, sehingga mereka mencari sesuatu yang lebih modern.
Sementara itu, bagi pebisnis yang ingin melestarikan cita rasa kuliner tradisional dengan mempertahankan orisinalitas produk, maka bisa memodifikasi konteks.
Caranya dengan memberikan kemasan yang lebih modern, atau mengatur suasana kedai dan gaya pengajian dengan urban style. Hal itu bisa menjadi cool factor bagi makanan tradisional  orisinal sehingga kelasnya bisa lebih terangkat.
"Pasar bagi konsep modifikasi seperti ini adalah kalangan yang sudah cukup lama dicekoki hal-hal modern, sehingga mereka ingin mencari sesuatu yang berbeda melalui produk-produk tradisional," imbuhnya.
Selain itu, masyarakat secara umum sebenarnya juga tidak pernah mempermasalahkan urusan produknya. Karena penikmat makanan tradisional masih tetap banyak, hanya saja bagaimana penyajiannya bisa tetap terjamin kebersihan dan kualitasnya.
Sehingga, dengan mem-branding makanan lokal menjadi lebih terasa global, selain akan mudah menciptakan mindset yang baik bagi konsumen, pelaku usaha juga akan dengan mudah menjual produk tersebut secara global. Apalagi, tren seperti itu semakin lama akan semakin meningkat.

 
Ikiasli Comotan © 2015 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters